" SAYA PERNAH BERKATA PADA SEBUAH RENUNGAN MALAM .... SETIAP BAHASA PUNYA SASTRA , SETIAP JIWA TERSIMPAN MUTIARA."
Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi sehat, emosional, psikologis, dan sosiologi yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional. Kesehatan jiwa memiliki banyak komponen dan di pengaruhi oleh berbagai faktor
Menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak gangguan jiwa melainkan mengandung berbagai karakteristik yang bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan.
Menurut K. Maslow, kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan seseorang berkembang secara optimal baik fisik, emosional, dan intelegensi dan berjalan selaras dan serasi dengan orang lain.
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada (American Nurses Associations).
Pengertian Keperawatan Jiwa
Menurut Suliswati dkk (2005) Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan professional berdasarkan ilmu perilaku.
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk menigkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkontribusi pada fungsi yang terintegrasi (Struat, sunden 1995).
Keperawatan jiwa menurut Kozier (1991) adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional.
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas)
Pertolongan Pertama Psikologis dan Kesehatan Jiwa sebenarnya bukan hal yang baru, bahkan sudah ada sejak sebelum Perang Dunia II. Konsep ini sudah diakui sebagai cara yang baik dalam meningkatkan kesehatan mental dan berpotensi menolong banyak orang yang berisiko.
Di negara maju seperti Amerika Serikat, Mental Health First Aid sudah rutin dilakukan karena diperkirakan satu dari lima orang di Amerika memiliki penyakit mental. Meskipun penderitanya banyak, sebagian enggan untuk mencari bantuan atau tidak tahu ke mana harus datang berobat. Gejala-gejala penyakit mental bisa sulit untuk dideteksi. Keluarga yang menemukan ada perubahan perilaku pada salah satu anggota keluarganya, kadangkala tidak tahu bagaimana melakukan intervensi atau mencari pengobatan yang tepat.
Mental Health First Aid atau Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa adalah kursus selama 8 jam untuk memperkenalkan faktor risiko dan tanda-tanda peringatan awal gangguan jiwa. Peserta diajarkan mengenal dampak dari gangguan jiwa dan cara pengobatannya secara umum. Kursus ini menggunakan model dan simulasi untuk menunjukkan bagaimana menilai kondisi krisis gangguan jiwa, bagaimana melakukan intervensi dan memberikan bantuan awal, serta bagaimana menghubungi dokter, teman dan mencari dukungan sosial.
Melalui konsep Pertolongan Pertama Psikologis dan Kesehatan Jiwa ini memungkinkan dilakukan deteksi dan intervensi sedini mungkin. Peserta diajarkan tentang tanda-tanda dan gejala beberapa gangguan jiwa, misalnya gangguan kecemasan, depresi, skizofrenia, gangguan bipolar, gangguan makan, dan kecanduan.
Program ini menawarkan perangkat yang konkret dan jawaban pertanyaan untuk pertanyaan penting seperti "Apa yang bisa saya lakukan?" dan "Di mana kita dapat menemukan bantuan?" dan sebagainya.
Dukungan psikologis awal dalam masalah kesehatan jiwa, hendaknya memang dapat dilakukan oleh seseorang yang justru bukan tenaga profesional kesehatan jiwa. Sebab, bantuan profesional belum tentu tersedia saat krisis pertama kali dialami. Oleh karena itu, keluarga, teman, rekan kerja, dan jejaring sosial masyarakat dan mereka yang bekerja dalam jasa pelayanan hendaknya dapat memberikan dukungan awal psikologis.
okk ,, sekian dulu dari saya kita lanjut si artikel yang berikut nya
0 Response to "Kesehatan Jiwa"
Post a Comment