Sejarah Filsafat Bahasa

Sejarah Filsafat Bahasa
sajarah filsafat bahasa



Penyelidikan awal tentang bahasa dapat ditelusuri kembali sejak dahulu 1500 SM. di India, jauh sebelum ada deskripsi bahasa yang sistematis, dan ada berbagai aliran pemikiran yang membahas masalah linguistik di awal filsafat India Abad Pertengahan (kira-kira antara abad ke-10 sampai ke-10 M.)

Dalam tradisi Barat, karya awal ditutupi, seperti biasa, oleh Plato, Aristoteles dan Stoics of Ancient Greece. Plato umumnya menganggap bahwa nama-nama benda ditentukan oleh alam, dengan masing-masing fonem (unit struktural terkecil yang membedakan makna) mewakili gagasan dasar atau sentimen, dan konvensi itu hanya memiliki sebagian kecil untuk dimainkan. Aristoteles berpendapat bahwa makna predikat (cara subjek dimodifikasi atau dijelaskan dalam sebuah kalimat) dibentuk melalui abstraksi kemiripan antara berbagai hal individual (sebuah teori yang kemudian dikenal sebagai Nominalisme). Asumsinya bahwa kesamaan ini dibentuk oleh kesamaan bentuk sebenarnya, bagaimanapun, juga membuatnya menjadi pendukung Realisme Moderat.

Para filsuf Stoa memberi kontribusi penting pada analisis tatabahasa, yang membedakan lima bagian pidato: kata benda, kata kerja, instrumen banding, konjungsi dan artikel. Apa yang mereka sebut lekton (makna, atau pengertian, dari setiap istilah) memunculkan konsep penting dari proposisi sebuah kalimat (kemampuannya untuk dianggap sebagai pernyataan, yang dapat berupa benar atau salah).

The Scholastics of the Abad Pertengahan sangat tertarik pada seluk-beluk bahasa dan penggunaannya, diprovokasi sampai batas tertentu oleh keharusan menerjemahkan teks-teks Yunani ke dalam bahasa Latin, dengan Peter Abelard, William dari Ockham dan John Duns Scotus menyukai penyebutan tertentu. Mereka menganggap Logika sebagai "ilmu bahasa", dan mengantisipasi banyak masalah yang paling menarik dari Filsafat Bahasa Modern, termasuk fenomena ketidakjelasan dan ambiguitas, doktrin tentang suppositio yang tepat dan tidak tepat (interpretasi sebuah istilah dalam suatu spesifik konteks), dan studi kata kunci kategorematik dan sinkrakorematik.

Ahli bahasa zaman Renaisans sangat tertarik pada gagasan bahasa filosofis (atau bahasa universal), didorong oleh penemuan bertahap di Barat karakter Cina dan hieroglif Mesir.

Bahasa akhirnya mulai memainkan peran yang lebih sentral dalam filsafat Barat pada akhir abad ke-19, dan terlebih lagi di abad ke-20, terutama setelah publikasi "Cours de linguistique générale" oleh Ferdinand de Saussure (1857 - 1913), yang diterbitkan anumerta pada tahun 1916. Untuk sementara, di abad ke-20 cabang filosofis dari Filosofi Analitik dan Lingkaran Filosofi Bahasa Biasa, filsafat secara keseluruhan dipahami murni sebagai bahan Filsafat Bahasa.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Filsafat Bahasa"

Post a Comment